Pangkalan Kerinci, (Mataandalas) — Dalam upaya memperkuat nilai-nilai toleransi dan kebersamaan antarumat beragama, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pelalawan melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam menggelar Event Implementasi Berbasis Lokasi Kampung Moderasi Beragama (KMB) Tahun 2025. Kegiatan berlangsung di Aula Kantor Lurah Pangkalan Kerinci Timur, Selasa (14/10/2025), dan dibuka secara resmi oleh Kepala Kemenag Pelalawan, Syafwan.
Acara tersebut dihadiri berbagai unsur lintas agama, pemerintah daerah, dan organisasi masyarakat keagamaan. Hadir antara lain Camat Pangkalan Kerinci, Lurah Pangkalan Kerinci Timur, para penyuluh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu, serta perwakilan NU, Muhammadiyah, Muslimat NU, Aisyiyah, Ikadi, dan MDI.
Dalam sambutannya, Kepala Kemenag Syafwan menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi nasional Kementerian Agama dalam memperkuat nilai-nilai moderasi beragama di tingkat akar rumput.
“Kampung Moderasi Beragama adalah laboratorium kebersamaan. Di sinilah kita membangun harmoni sosial dan ketahanan umat melalui dialog, kerja sama, dan saling menghormati. Moderasi beragama bukan hanya wacana, tetapi gerakan nyata yang harus hidup di tengah masyarakat,” tegas Syafwan.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam, Iswadi M. Yazid, dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mengimplementasikan nilai moderasi beragama secara konkret di masyarakat kampung, memperkuat jejaring lintas agama, serta menumbuhkan kesadaran bersama akan pentingnya toleransi dan keseimbangan dalam kehidupan berbangsa.
“Kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran bersama bagaimana nilai moderasi beragama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kolaborasi antara tokoh agama, pemerintah, dan masyarakat, kita berharap lahir kampung-kampung yang damai, rukun, dan penuh kebersamaan,” ujar Iswadi.
Iswadi juga menjelaskan alasan Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur dipilih sebagai lokasi kegiatan, karena wilayah ini telah dinobatkan sebagai Kampung Moderasi Beragama oleh Kemenag RI.
“Kerinci Timur adalah contoh nyata bagaimana nilai moderasi dijalankan dengan baik. Di sini masyarakat lintas agama hidup harmonis dan saling mendukung. Inilah model yang ingin terus kita perkuat,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, nilai-nilai moderasi beragama ditegaskan kembali sebagai keseimbangan dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama. Moderasi tidak berarti mencampuradukkan keyakinan, melainkan mengajarkan sikap toleran tanpa kehilangan prinsip, serta menolak segala bentuk ekstremisme.
“Keberagaman adalah anugerah, bukan alasan untuk terpecah. Melalui moderasi beragama, kita belajar menempatkan perbedaan sebagai kekuatan yang memperkaya kehidupan bangsa,” tutur Syafwan menegaskan.
Acara yang menjadi bagian dari upaya meneguhkan visi Kemenag sebagai penggerak kehidupan beragama yang toleran, inklusif, dan berkeadaban ini juga menampilkan dua sesi materi utama, yaitu:
Kakan Kemenag Pelalawan, Syafwan dengan tema “Kebijakan dan Implementasi Program Moderasi Beragama Berbasis Lokasi”.
Yumesri, S.Sos., M.Pd, dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pelalawan, dengan materi “Peran FKUB dalam Penguatan Moderasi Beragama di Tingkat Masyarakat”.
Dalam paparannya, Yumesri menegaskan pentingnya tanggung jawab kolektif lintas agama dan sektor dalam menjaga kerukunan.
“Kerukunan tidak tumbuh dari satu pihak. Ia lahir dari kesadaran bersama bahwa kita berbeda, tapi punya cita-cita yang sama: hidup damai dan saling menghargai. FKUB terus berkomitmen menjaga jembatan dialog antarumat di Pelalawan,” ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung hingga siang hari tersebut ditutup dengan diskusi interaktif, doa bersama yang dipimpin oleh Ust. T. Marwan, M.Ag, serta foto bersama seluruh peserta.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Kemenag Pelalawan berharap semangat moderasi beragama semakin mengakar di masyarakat, memperkuat persaudaraan lintas iman, serta menjadikan Kabupaten Pelalawan sebagai daerah yang rukun, damai, dan penuh toleransi.***