Lahan Disusun, Berkas Dirapikan: Puncak Tetap Mengawal Pembangunan PKS

Rabu, 05 November 2025 | 18:01:27 WIB
Puncak menandai denah itu dengan jarinya, seolah menunjukkan arah harapan yang tengah ditata di atas tanah merah Pelalawan.

PELALAWAN, (Mataandalas) -
Di ruang rapat lantai dua Kantor Bupati Pelalawan, Rabu 5 November 2025, suasana siang itu terasa teduh namun berisi. Para pemangku kepentingan berkumpul, membahas masa depan perekonomian petani kelapa sawit. Di antara mereka, hadir Puncak pimpinan tertinggi proyek pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Mini serta pengolahan minyak merah milik Koperasi Produsen Sumber Makmur. Seusai rapat, kepada wartawan  Mataandalas, ia menyampaikan pandangan dan penjelasan panjang nan bersahaja.

Puncak mengisahkan bahwa pembangunan pabrik tersebut saat ini berjalan dalam hambatan. Bukan karena niat yang pudar atau dukungan yang mengendur, melainkan karena urusan tata lahan dan kelengkapan berkas anggaran yang masih perlu dirapikan.

“Persoalan kita bukan pada tekad, tidak pula pada semangat. Yang menjadi kendala adalah penataan lahan serta persyaratan administrasi yang harus lengkap sebelum anggaran bisa dicairkan,” ujarnya dengan nada yang tenang, seolah mengurai simpul satu per satu.

Ia menegaskan bahwa pemberitaan hendaknya tidak diarahkan untuk menuding atau menyudutkan Bupati Pelalawan. Menurutnya, pemerintah daerah justru mendorong agar pembangunan ini terlaksana dengan baik dan memberi manfaat luas kepada masyarakat.

“Dana itu belum turun karena dokumennya belum seluruhnya terpenuhi. Lahan yang kita gunakan adalah lahan plasma, dan pada prinsipnya tidak ada perselisihan antara petani. Hanya saja tata letaknya harus jelas dan lengkap,” katanya, Rabu (5/11).

Puncak menceritakan bahwa sebelumnya Menteri terkait telah turun langsung meninjau rencana proyek tersebut. Pendanaan diproyeksikan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). Namun seperti adat segala urusan besar, tiap langkah menuntut ketelitian agar tak menimbulkan persoalan di kemudian hari.

Terkait harapan kapan pabrik dapat beroperasi, ia menyebut tahun 2026 sebagai tahun yang ingin dicapai. Bukan sekadar pabrik berdiri, namun pabrik yang mampu memberi kesejahteraan, menstabilkan harga Tandan Buah Segar, memperkuat posisi petani, dan menghasilkan minyak merah yang kaya Vitamin A dan B lebih sehat, lebih bernilai, dan lebih memihak rakyat.

Adapun perihal isu gaji pekerja yang belum terbayarkan, Puncak memberi penjelasan tegas.
“Itu tanggung jawab kontraktor. Dari pihak koperasi sendiri memang belum ada dana yang bisa digunakan untuk pembayaran tersebut,” ungkapnya.

Di sela-sela wawancara, ia juga menyebut dirinya telah berstatus Madya dalam dunia kewartawanan. Ia menyampaikan suatu harap, agar rekan-rekan media menulis dengan hati yang jernih, memberitakan dengan seimbang, dan menjaga api kepercayaan rakyat.

“Kita datang dengan niat memakmurkan petani, bukan menimbulkan kegaduhan. Semoga berita yang keluar mengalir seperti air yang bening, memberi sejuk, bukan menggoncang,” ucapnya.

Demikianlah suara dari ruang rapat itu.
Suara yang lahir dari harapan dan kerja panjang, yang menunggu waktu untuk menjelma menjadi kesejahteraan nyata.***

Terkini