Mardiono Mundur Terhormat daripada Jatuh Menyakitkan Hati

Mardiono Mundur Terhormat daripada Jatuh Menyakitkan Hati

JAKARTA, (Mataandalas) – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menggelar Muktamar ke-X pada 27–29 September 2025 di Jakarta. Menjelang pelaksanaan muktamar, sejumlah nama mulai mencuat sebagai kandidat calon ketua umum.

Namun, dinamika internal partai kian hangat dengan munculnya istilah ATM (Asal Tidak Mardiono). Istilah ini mencerminkan adanya penolakan sebagian kader terhadap kepemimpinan Plt Ketua Umum PPP, M. Mardiono.

Sekretaris DPC PPP Kabupaten Pelalawan, Dwi Surya Pamungkas ST, menyatakan pihaknya tidak mempermasalahkan siapapun calon ketua yang maju, baik dari internal maupun eksternal, asalkan bukan Mardiono.

“Ya, kita dukung siapapun calonnya, baik dari internal maupun eksternal. Asal bukan Mardiono. Kenapa demikian? Karena beliau gagal membawa PPP ke parlemen. Selain itu, pidato beliau yang mengatakan ‘yang nyaleg kalian, yang pelaku kalian’ justru menyakiti hati kader dan pemilih PPP,” tegas Dwi.

Menurutnya, lebih baik Mardiono mundur secara terhormat dengan tidak maju sebagai calon ketua umum. Hal itu akan menjaga nama baiknya, ketimbang tetap maju lalu kalah di arena muktamar.

“Saya berharap Pak Mardiono mundur. Itu lebih terhormat daripada maju tapi kalah. Kalau kalah, itu akan menjadi catatan buruk bagi beliau,” tambahnya.

Dwi juga mengingatkan agar Mardiono tidak terlalu percaya pada laporan orang-orang di sekelilingnya, yang menurutnya sering memberikan informasi menyesatkan, khususnya di Riau.

“Di Riau, laporan yang sampai ke Pak Mardiono katanya ada 8–10 DPC yang mendukung beliau. Itu jelas laporan asal bos senang, tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Bahkan ada oknum yang berkedok ustaz, tapi justru suka adu domba,” pungkas Dwi.***
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index