Dalam beberapa hari terakhir ini, berita Mataandalas.com terkait seorang pimpinan DPRD Pelalawan mendapat atensi luar biasa dari masyarakat Kabupaten Pelalawan, bahkan ada yang dari luar daerah, banyak juga tanggapan datang dari pembaca di Pekanbaru dan daerah daerah lainnya. Atas berita itu, datang respon beragam dari masyarakat, dari tokoh tokoh dan dari para rekan nya pimpinan DPRD sendiri. Respon itu ada yang disampaikan langsung ke pada redaksi mataandalas. ada juga melalui debat kusir di grup media sosial. Ada yang bereaksi keras setelah membaca berita dan ada yang senyum senyum dan ada pula yang penasaran menanyakan kelanjutan berita pertama, kedua dan ketiga yang sudah tayang itu.
Lantas bagaimana kami menyusun redaksi pemberitaan sebelum kami nilai layak untuk di terbitkan, inilah opini mataandalas.com bersama saya Direktur Mataandalas.com Nofri Hendra.
Diawal tayang, mataandalas.com menyajikan pemberitaan terkait salah seorang wanita cantik dan salah satu pimpinan DPRD Pelalawan yang terbit pada hari Selasa tanggal 23 September 2025. Tiga menit setelah tayang redaksi menerima banyak panggilan telpon yang menanyakan perihal kebenaran berita tersebut, ada yang bertanya siapa sosok pimpinan dewan dimaksud, wakil rakyat yang dianggap sebagai panutan dan idola generasi muda di negeri bermarwah Pelalawan bisa terlilit utang, apakah pemain judol atau terlibat pinjol, itu pertanyaan awal yang muncul. Ada juga yang bertanya karena rasa penasaran terhadap wanita cantik yang disebutkan dalam berita. Tidak semua panggilan telepon bisa dijawab oleh redaksi, karena ada ratusan panggilan yang masuk dan tidak terjawab. Namun kami mengapresiasi semangat pembaca untuk mengetahui kebenaran cerita yang kami sajikan.
Tak hanya lewat telpon, pesan whatsapp dengan maksud yang sama hampir tidak pernah putus putus kami terima. Sekali lagi tidak semua pesan dapat kami jawab. Namun kami apresiasi keingintahuan itu.
Ada cerita yang menggelitik hati kami di redaksi mataandalas.com terkait pemberitaan pertama itu. Ada seorang anggota dewan muda, wakil rakyat yang baru pertama kali merasakan empuk nya kursi DPRD Pelalawan karena terpilih di tahun 2024 lalu menjapri redaksi. Tanpa tedeng aleng aleng, dia menyebut pemberitaan mataandalas fitnah. Menurut logika politisi di dapil terakhir Pelalawan ini, redaksi mataandalas menyajikan berita tanpa ada sumber yang jelas maupun siapa sosok pimpinan yang dimaksud juga tidak jelas. Itu pendapat dewan muda kita. Legislator baru kita.
Kami tidak perlu merespon sikap seperti itu secara berlebihan, mungkin kemampuan nya berliterasi hanya sebatas itu, tidak bisa membaca pesan di balik berita, kami kasihan saja, embel embel wakil rakyat terlalu berat rasanya untuk dia emban. Semoga saja respon nya itu bukan sikap seorang pengidap NPD (Narcissistic Personality Disorder) yang selalu ingin tampak sempurna dan mendapat legitimasi sosial berlebih dari masyarakat, ah kita berbaik sangka saja,,,, dia tidak seperti itu. Itu karena dia belum terbiasa saja jadi pejabat kali ya.
Kita lanjut saja, sebelum naik tayang kami meyakini akan ada respon beragam dari masyarakat, apa lagi dari dewan.
Kata sahabat saya yang sudah berteman lama dengan para wakil rakyat, kalau ada respon dari anggota dewan lainnya, respon itu seakan mewakili diri mereka sendiri, mereka katanya sebelas duabelas, satu kolam yang sama, beda beda tipis. Respon itu adalah usaha agar berita ini tidak melebar kemana mana, takut pula nama mereka terseret kesana. Itu kata sahabat saya, disclaimer ya, itu kata sahabat saya yang berdiskusi bersama saya terkait berita dewan itu.
Oke lah. Tak ada manfaat nya juga kita membahas respon dewan satu ini, kita kembali saja ke topik awal terkait berita yang kami sajikan pertama ini memang sengaja kami buat angle dalam teka teki, kami berusaha memancing keingintahuan para pembaca kami. Tapi tidak pula membuatnya tanpa fakta dan penuh kisi kisi namun tetap ada kejelasan yang bisa dipahami. Dalam berita itu sebenarnya jelas sudah siapa yang kami maksud. Mungkin anggota dewan kita yang merespon berbeda itu biasa membaca berita bergambar. Sering baca komik atau majalah Bobo hingga terbawa sampai menjadi wakil rakyat, dia biasa menghubungkan yang dibacanya dengan gambar yang ia lihat. Kata kawan saya yang lain, ini kata kawan saya ya. Dewan sebaiknya menganggarkan lebih banyak dana untuk meningkatkan literasi mereka sendiri. Agar meningkat pula kapasitas mereka, menambah kepekaan dengan hal hal yang bersifat kerakyatan dan kebutuhannya, jadi fokusnya tidak kemana mana. Pak dewan... Ini kata kawan saya lo, Bukan kata saya.
Ada juga respon dari seorang anggota dewan yang awas dalam membaca berita yang berkembang. Katanya jika dilihat dari petunjuk petunjuk dalam berita itu, ini mengarah ke satu nama. Memang cerdas dewan yang satu ini. Katanya mudah di tebak siapa sebenarnya yang dimaksud. Jadi kesimpulan saya berubah, bahwa anggota dewan itu tidak semua sama. Ada yang hebat kok, bisa membaca tanda tanda zaman. Hebat abang dewan satu ini. Salut kita ....
Kembali ke pembahasan awal, pada berita kedua kami pilih kisi kisi yang semi semi dikit, maksudnya rada rada jelas lah clue (petunjuk) nya. Kami selipkan juga inisial nama. Maksud kami membantu dewan dewan kita yang belum paham membaca tanda tanda alam. Hahaha... Itu permintaan kawan saya, katanya berita selanjutnya sebaiknya kasih clue yang agak jelas dikit, biar gampang difahami oleh masyarakat yang ingintahu nya lebih besar. Itu kata teman saya juga. Katanya masyarakat, bukan dewan ya. Discliamer ya, masyarakat.
Berita kedua tak kalah banyak respon dari berita pertama, bahkan ada yang datang mengatas namakan suruhan seseorang berlagak jadi pahlawan kesiangan dengan argumentasi Pelalawan menawan dalam semangat menjaga persatuan dan kondusifitas daerah.
Dalam hati saya, (ini tidak saya ucapkan), cuma dalam hati. Kawan saya satu ini sudah aneh, apakah karena berkawan dengan dewan. Semoga tidak ya. Karena yang satu tadi bukti ada yang hebat di dewan kok. Banyak yang memperjuangkan kepentingan masyarakat. Banyak yang care dengan kehidupan sosial masyarakatnya.
Udah lah. Kita fokus saja pembahasannya...
Ada cerita yang lebih ekstrim lagi kami di redaksi rasakan. Datang seseorang dengan dalih orang dekat, meminta redaksi untuk mentake down semua berita terkait pemberitaan pimpinan tadi. Dimana logika nya coba. Karya jurnalistik kami buat dan siap kami pertanggungjawabkan secara etik, profesional dan hukum malah diminta untuk di take down. Siapa orang dekat ini, Semakin aneh saja kawan kawan ni. Dan yang datang seperti itu dalam 4 hari terakhir ini bukan satu dua orang, sudah berkali kali. Namun kami menghargai dinamika yang berkembang dampak dari pemberitaan kami.
Lantas bagaimana berita ketiga kita. Jika dari clue clue yang kami sajikan berita ini sudah terang benderang, kata kawan saya, sekali lagi kata kawan saya ya, itu bagi yang bisa berliterasi saja bukan bagi yang bisa membaca. Di bagian manakah anda?, anda yang menetukan sendiri.
Jika potongan potongan puzzle yang kami sebar di tiga berita tadi, disusun secara apik akan membuka pemahaman baru terkait liku liku kehidupan para wakil kita, para saudara kita dan sanak perempuan kita.
Jumat pagi, mataandalas jeda mengupas serial drama melankolis yang menguras energi banyak pihak yang ngaku ngaku orang dekat dan sangat dekat. Banyak pertanyaan datang ke redaksi terkait kelanjutan telenovela yang masih ada kepingan kepingan puzle yang belum tersusun utuh. Kami memilih jeda berkisah untuk menghormati hari yang sangat suci nan agung Jumat barokah.
Cerita tentang dewan ini baru 3 episode pembuka yang akan menemui titik akhir nya. Sama sama kita berdoa, cerita ini akan berakhir indah. Dalam jeda mataandalas membuka seluas luas bagi banyak pihak yang merasa yang tidak sependapat dengan redaksi mataandalas untuk mengklarifikasi, membantah dan menyanggah apa yang telah kami ungkapkan dalam berita berita terdahulu, kami menghargai hak hak setiap warga negara untuk mendapatkan hak jawabnya tentu dengan cara cara yang demokratis dan taat hukum, silahkan saja. Jika itu dapat memuaskan dahaga mu akan keadilan dalam logika pembenaran pribadi yang tetap kami hargai.
Kami mataandalas.com tetap memegang komitmen menjadi mata rakyat dan jantung peristiwa sebagaimana tagline media ini. Artinya kami akan menjalankan fungsi jurnalistik yang memberikan edukasi dan kontrol sosial sebagaimana media disebut sebagai pilar ke empat demokrasi. Kedepannya harus pula dibiasakan untuk beradu literasi secara sehat. caranya, tulisan dijawab dengan tulisan. Karya jurnalsitik dijawab dengan karya jurnalistik. Itu kata ahli filsafat bukan pula kata saya, saya hanya menyampaikan saja, itu bagi yang faham makna literasi saja, yang mau debat usil, ya silahkan saja.
Terus apa yang akan disajikan mataandalas selanjutnya. Yang pasti kami akan menjadi yang terdepan dalam keberpihakan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mataandalas akan hadir dengan ciri khasnya dalam rangkaian puzzle puzzle jika disusun secara benar akan sangat mudah dipahami maksud beritanua. Sekali lagi bagi yang bisa berliterasi saja bukan yang bisa membaca.
Salam secangkir kopi dari mataandalas.
Redaksi.