Mataandalas: Dari Riau Menyala, Menembus Nusantara

Mataandalas: Dari Riau Menyala, Menembus Nusantara
Keterangan foto; Logo Media Mataandalas

PELALAWAN — (Mataandalas.com)
Dari tanah Riau yang berdenyut di jantung Sumatera, lahirlah sebuah nama yang kini menggema di banyak daerah, Mataandalas.
Nama itu bukan sekadar sebutan, tetapi mengandung kisah panjang tentang guru, dedikasi, dan cita-cita untuk membangun media yang berjiwa rakyat.

Mataandalas berawal dari rasa hormat seorang murid kepada gurunya  H. Muhammad Admal, sosok asal Pariaman yang menanamkan nilai-nilai luhur dalam dunia tulis-menulis dan pengabdian pada kebenaran. Dari tangan dan bimbingan beliau, lahir semangat untuk menulis dengan nurani, bukan sekadar pena.

Nama Mataandalas itu sendiri lahir dari pertemuan makna dan penghormatan. Sang murid, Nofri Hendra, kemudian membawa nama tersebut kepada seorang panutan di Pelalawan, seorang guru dan pembimbing dalam dunia jurnalistik yang tak pernah lelah menuntun dan memberi arah. Dari sanalah semangat ini tumbuh menjadi gerakan kecil yang perlahan menjelma besar, media yang lahir dari hati dan kejujuran.

“Bagi saya, Mataandalas bukan hanya media, tapi wujud rasa hormat kepada para guru saya. Mereka mengajarkan arti menulis dengan hati, menulis dengan tanggung jawab, dan menulis dengan niat yang lurus,” tutur Nofri Hendra, Direktur Mataandalas Media.

Dengan semangat kebersamaan dan dorongan dari para guru, langkah itu kemudian diteruskan dengan keputusan besar, membeli sebuah domain dan menyepakati nama Mataandalas sebagai rumah informasi yang baru. Tak berhenti di situ, media ini pun melangkah lebih jauh dengan mendaftarkan diri secara resmi, menjadi PT. Mataandalas Media, sebagai bukti kesungguhan dan profesionalisme dalam dunia pers.

Kini, Mataandalas telah menjelma menjadi salah satu media yang dikenal di berbagai daerah dari Sumatera Barat, Jambi, Batam, Riau hingga Medan. Setiap berita yang terbit menjadi cermin kehidupan masyarakat, menyuarakan keadilan, dan memelihara nurani publik.

Dengan semboyan “Mata Rakyat, Jantung Peristiwa,” Mataandalas terus melangkah membawa misi luhur, menjadi mata yang melihat dengan kejujuran dan jantung yang berdetak bersama rakyat.

Terima kasih kepada para guru yang telah menyalakan cahaya pengetahuan dan menuntun pena agar tetap menulis di jalan kebenaran. Dari bimbingan dan ketulusan merekalah, Mataandalas lahir  dan dari tangan rakyat, media ini akan terus hidup.***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index