Ambulans Baru untuk Punggung Lading: Buah Ranah dan Rantau, Bakti Anak Nagari yang Tak Pernah Putus

Ambulans Baru untuk Punggung Lading: Buah Ranah dan Rantau, Bakti Anak Nagari yang Tak Pernah Putus
Oyon alias Indra Yunaidi bersama Kepala Desa Punggung Lading saat penyerahan ambulans hasil gotong royong anak nagari.

Punggung Lading, (Mataandalas) — Sebuah hari yang akan tercatat dalam tambo adat Desa Punggung Lading. Pada Jumat (14/11), satu unit mobil ambulans resmi diserahkan kepada masyarakat desa, hasil gotong royong anak nagari baik di ranah maupun di rantau. Penggalangan ini dipimpin oleh Oyon atau Indra Yunaidi, putra Punggung Lading yang tak pernah lelah berjuang untuk kampung halamannya.

Ambulans tersebut kini ditempatkan di Masjid Desa Punggung Lading, siap siaga untuk membantu warga yang memerlukan akses cepat ke fasilitas kesehatan.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Punggung Lading, Aulia Mardhi Arif, S.Kom, tak mampu menyembunyikan rasa haru dan syukurnya atas lahirnya bantuan yang berangkat dari semangat kebersamaan anak nagari.

“Atas nama Pemerintah Desa dan seluruh warga Punggung Lading, kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada dunsanak di ranah dan di rantau. Ambulans ini bukan hanya kendaraan, tetapi nyawa baru bagi kesehatan dan keselamatan masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menegaskan, baik secara langsung maupun tidak langsung, bahwa hari tersebut merupakan momen bersejarah bagi Punggung Lading. Untuk pertama kalinya, warga memiliki ambulans yang sepenuhnya lahir dari jerih payah, kepedulian, dan cinta anak nagari sendiri.

Dalam suasana penuh kehangatan, Kepala Desa Aulia Mardhi menggambarkan hubungan ranah dan rantau sebagai jalinan penting dalam kehidupan orang Minangkabau.

“Ranah itu akar, rantau itu pucuk. Kalau dua-duanya saling menyokong, pohon desa akan tumbuah gadang, memberi buah bagi kebaikan masyarakat,” tuturnya.

Beliau berharap semangat kebersamaan ini menjadi titik awal tumbuhnya gerakan sosial yang lebih besar di Punggung Lading.

Nama Oyon alias Indra Yunaidi menjadi sorotan dalam acara tersebut. Dialah tokoh yang memimpin penggalangan dana sehingga ambulans dapat dibeli dan diserahkan untuk kemaslahatan warga.

Dalam pernyataannya, Oyon menyampaikan bahwa dirinya dan para perantau hanyalah perpanjangan tangan dari dunsanak di kampung halaman.

“Apa yang bisa kami bantu, insya Allah akan kami bantu. Ambulans ini bukti bahwa anak nagari di rantau tidak pernah lupa pada kampuang,” ujarnya dengan penuh keikhlasan.

Ia menegaskan bahwa inisiatif tersebut bukanlah akhir, tetapi awal dari ikhtiar kolektif demi peningkatan kesejahteraan masyarakat Punggung Lading.

Kehadiran ambulans baru disambut hangat oleh para tokoh adat, pemuda, bundo kanduang, dan warga desa. Doa bersama dipanjatkan agar bantuan ini membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat.

“Semoga kebaikan ini dibalas Allah dengan pahala berlipat ganda. Untuk seluruh donatur, koordinator, dan anak nagari di mana pun berada, terima kasih yang sebesar-besarnya,” ujar salah seorang tokoh masyarakat.

Ambulans ini menjadi simbol bahwa meskipun jarak memisahkan, cinta anak nagari terhadap kampung halaman tidak pernah pudar. Punggung Lading kini melangkah dengan harapan baru, bertumpu pada akar dan pucuk yang saling menguatkan.***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index