Dugaan Kelalaian Saat Sunat Massal, Prosedur Medis Dipertanyakan

Kamis, 21 Agustus 2025 | 13:48:25 WIB
"Ilustrasi proses khitan, gambar tidak terkait langsung dengan kasus."

PELALAWAN, (mataandalas) — Belum reda kehebohan kasus dugaan malapraktik khitan yang membuat kepala penis seorang bocah terpotong, publik kembali dikejutkan dengan kejadian serupa yang ternyata pernah terjadi dua bulan lalu saat kegiatan sunat massal di Puskesmas Kerinci Berseri.

Informasi ini terungkap dari keterangan narasumber yang enggan disebutkan namanya. Menurutnya, peristiwa itu terjadi tepat pada jam istirahat ketika seorang anak yang ikut bersama ibunya  yang juga petugas puskesmas, diminta membantu proses khitan terhadap anak warga di Jalan Seminai.

Namun, bukannya berjalan lancar, justru dugaan salah teknis dalam prosedur membuat alat kelamin korban mengalami luka serius.

Saat dikonfirmasi pada 21 Agustus 2025, Kepala Puskesmas Kerinci Berseri, Kristina Sri Purwati, membenarkan adanya insiden tersebut, namun membantah kronologi yang beredar.

“Memang benar ada kejadian itu, tapi tidak seperti yang ramai dibicarakan. Anak itu statusnya magang, hanya membantu ibunya yang juga petugas disini. Korban sudah dirawat, kondisinya stabil, dan sekarang sudah sehat,” jelas Kristina.

Kristina menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan sudah sesuai prosedur medis dan menyebut tidak ada unsur kelalaian. Ia menambahkan, korban hanya dirawat sehari di fasilitas kesehatan dan kini sudah pulih setelah seminggu perawatan di rumah.

Namun, ketika tim media menanyakan soal surat perintah tugas (SPT) bagi anak yang ikut membantu proses khitan, Kristina mengaku tidak ada karena statusnya hanya magang dan membantu ibunya.

“Dia tidak ada SPT, karena hanya magang. Ibunya memang petugas puskesmas, sementara ayahnya bertugas di Polres Pelalawan,” tambah Kristina.

Kejadian ini menimbulkan tanda tanya besar soal prosedur pengawasan medis pada kegiatan sunat massal di Pelalawan. Bagaimana mungkin seorang anak magang tanpa surat tugas resmi diperbolehkan membantu tindakan medis yang berisiko tinggi?

Dari peristiwa itu, dunia medis Kabupaten Pelalawan perlu dilakukan evaluasi menyeluruh atas longgarnya sistem pengawasan yang menyebabkan korban terpotongnya kepala pen*s seorang bocah.***

Terkini