Syiar Dipinggirkan, Marwah Dicalar: Teguran Beradat Datuk Jaspar untuk Kemenag Pelalawan

Kamis, 20 November 2025 | 09:34:25 WIB
Datuk Jaspar memberikan penegasan bahwa marwah adat dan lembaga agama harus dijaga dari aktivitas yang tidak mencerminkan nilai syiar.

Pelalawan, (Mataandalas) — Jaspar Datuk, Timbalan Satu Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Kabupaten Pelalawan, angkat bicara keras terkait dua pemberitaan yang ramai diperbincangkan publik mengenai kegiatan lomba karaoke yang digelar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pelalawan dalam rangka Hari Amal Bakti (HAB).

Dalam dua berita yang beredar, yakni pemberitaan soal “Instruksi Nyeleneh Kakanmenag Pelalawan: Bukannya Bersyiar, Malah Berkaraoke” dan “Dikritik Tokoh Masyarakat, Kemenag Pelalawan Meradang”, Datuk Jaspar menegaskan bahwa apa yang dilakukan oknum pejabat Kemenag Pelalawan telah menciderai marwah lembaga agama dan merendahkan martabat negeri.

“Ini lembaga agama, bukan panggung hiburan”

Datuk Jaspar menyatakan dengan nada kecewa dan marah bahwa kegiatan tersebut sangat tidak pantas dilakukan oleh instansi yang seharusnya menjadi pusat syiar, pendidikan akhlak, dan keteladanan moral.

“Ini Lembaga Kementerian Agama, bukan panggung hiburan. Jangan dipermalukan negeri ini dengan acara-acara yang jauh dari nilai syiar. Kalau mau memperingati Hari Amal Bakti, lakukan dengan kegiatan yang bermartabat, bukan dengan karaoke layaknya iven malam minggu,” tegas Datuk, Kamis (20/11).

Ia juga mengatakan bahwa tindakan reaktif pihak Kemenag Pelalawan terhadap kritik masyarakat justru semakin memperlihatkan ketidakdewasaan dalam memimpin lembaga keagamaan.

Menurut Datuk, seorang pemimpin lembaga agama seharusnya merangkul kritik, bukan malah “meradang” dan memberi citra buruk kepada institusi yang dipimpinnya.

“Kami di LAM Pelalawan menilai ini mencoreng marwah adat dan agama”

Dalam penyataannya, Datuk menegaskan bahwa LAM Riau Kabupaten Pelalawan melihat kejadian ini sebagai bentuk kelalaian moral, terutama karena kegiatan tersebut dilakukan atas nama peringatan Hari Amal Bakti, hari suci yang seharusnya membawa pesan kesyukuran, pelayanan umat, dan penguatan akhlak.

“Kami menilai kejadian ini sudah mencoreng marwah adat dan agama. Negeri ini punya nilai, punya adat, dan punya akhlak. Jangan sampai pejabat publik malah memberi contoh buruk,” ujar Datuk dengan nada kecewa.

Datuk juga menyampaikan bahwa masyarakat Pelalawan, yang dikenal religius dan menjunjung tinggi nilai Melayu, merasa tersinggung dengan program bernuansa hiburan yang dilakukan secara terang-terangan oleh lembaga yang seharusnya membimbing ummat.

Panggilan untuk evaluasi dan teguran resmi

Melalui berita ini, Datuk Jaspar meminta tegas agar Kanwil Kemenag Riau melakukan pembinaan dan evaluasi terhadap pimpinan Kemenag Pelalawan agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.

Menurutnya, keteladanan pejabat lembaga agama merupakan hal yang mutlak, dan tidak boleh ditawar.

“Kalau tidak mampu menjaga marwah lembaga agama, maka harus dievaluasi. Jabatan itu amanah, bukan tempat bermain-main,” tutup Datuk.

Datuk juga menegaskan bahwa pihaknya siap dipanggil kapan saja jika diperlukan klarifikasi, karena menurutnya suara masyarakat dan suara adat tidak boleh dibungkam.***

Terkini