Haryono Dinilai Tak Punya Karakter Pemimpin

Polisikan Warganya, Gaya Kepemimpinan Arogan Kades Sungai Ara

Polisikan Warganya, Gaya Kepemimpinan Arogan Kades Sungai Ara
Keterangan Foto; Screenshot Tangkapan layar dari video yang memperlihatkan Kepala Desa Sungai Ara, Haryono (baju putih rompi hitam), saat hendak menaiki meja sebelum melompat ke kerumunan warga.

PELALAWAN (mataandalas) – Tiga warga Desa Sungai Ara, Kecamatan Pelalawan, harus mendekam di sel tahanan Polres Pelalawan setelah dilaporkan oleh Kepala Desa (Kades) Haryono. Ironisnya, penahanan itu terjadi justru karena mereka memperjuangkan hak masyarakat atas fee tanaman kehidupan hasil kerja sama dengan tiga perusahaan akasia.

Kericuhan bermula saat rapat yang digelar Kades Haryono di kantor desa pada Jumat (25/7/2025) malam. Rapat tersebut mendapat protes warga karena dianggap tidak sah. Menurut masyarakat, dana fee tanaman kehidupan adalah hak murni masyarakat, sehingga forum resmi semestinya digelar oleh tim yang telah dipilih warga, bukan oleh kepala desa.

Dollah, salah seorang tokoh masyarakat, menyebut Kades Haryono telah melakukan maladministrasi dengan mengeluarkan surat desa perihal permohonan pencairan dana tanaman kehidupan, yang ditandatangani atas nama kepala desa. Padahal, kata dia, wewenang tersebut sepenuhnya milik Ketua Tim yang telah dipercaya masyarakat.

Kericuhan malam itu pecah secara spontan setelah Kades Haryono menaiki meja dan melompat ke kerumunan warga. Feri, salah seorang warga, bahkan berusaha mengamankan Kades agar tidak menjadi sasaran amukan massa. Namun ironisnya, Feri justru dilaporkan dan kini ditetapkan sebagai tersangka. Hal serupa dialami Naldo, yang meski tidak terbukti melakukan pemukulan, ikut ditahan hanya karena laporan sepihak Kades.

“Seharusnya seorang kepala desa tampil sebagai penengah, bukan justru memprovokasi,” tegas Dollah. “Kericuhan itu terjadi karena jiwa ketokohan tidak dimiliki Kades Sungai Ara. Gaya kepemimpinan yang ugal-ugalan membuat masyarakat kecewa hingga pecah keributan.”

Alih-alih melakukan introspeksi, Kades Haryono justru memilih jalan kriminalisasi terhadap warganya sendiri. “Disayangkan sekali, hanya karena perbedaan pendapat, warga dipenjarakan. Kecil sekali hati seorang pemimpin yang tidak mampu menyelesaikan masalah di kampung dengan musyawarah,” lanjutnya.

Ia menilai langkah Kades melaporkan warganya sebagai bentuk arogansi untuk menunjukkan kekuasaan. “Padahal, Pak Kades tidak mengalami luka serius dan sampai hari ini sehat-sehat saja. Untuk apa diperbesar-besarkan? Mari kita introspeksi, jangan sedikit-sedikit main penjara,” pungkas Dollah.***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index