PELALAWAN, (Mataandalas) – Dalam suasana hari jadi Kabupaten Pelalawan ke-26 yang semestinya penuh suka cita, terselip nada kecewa dari sejumlah perusahaan Mitra Bina PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Rabu (8/10).
Di sebuah pertemuan santai yang diselimuti semangat silaturahmi, perwakilan para Mitra Bina menuturkan isi hati mereka yang lama terpendam. Mereka merasa program kemitraan yang selama ini dijalankan belum menyentuh makna sejati dari “bina” yang berarti membesarkan bersama.
Erzepen, selaku perwakilan dari Asosiasi Mitra Bina RAPP, menyampaikan dengan tutur yang berlapis makna,
“Kami berharap perusahaan RAPP berkenan mengevaluasi program Mitra Bina. Selama ini terasa hanya sebatas formalitas, seolah keuntungan hanya mengalir ke segelintir pihak yang memonopoli kesempatan. Kami akan berupaya agar suara kami tidak hanya bergema di ruang kosong, tetapi didengar sebagai mitra yang sejati.”
Nada serupa turut disampaikan Muhammad Daut, seorang pengusaha muda yang turut tergabung dalam kemitraan tersebut. Dengan bahasa yang lugas namun berjiwa lembut, ia menuturkan,
“Kami memohon agar pihak perusahaan tidak membeda-bedakan kami dari Mitra bisnis lain. Kami melihat ada pilih kasih dalam pembagian kesempatan kerja. Padahal, kami sama-sama berdiri di bawah langit Pelalawan, ingin tumbuh bersama dan memberi manfaat bagi negeri.”
Keluhan itu bukan sekadar luapan perasaan, tetapi seruan agar kemitraan benar-benar menjadi jembatan kesejahteraan bukan sekadar nama di atas kertas.
Di tengah riuh perayaan Hari Ulang Tahun Pelalawan ke-26, suara-suara itu menjadi pengingat bahwa kemajuan daerah tidak hanya dibangun dengan megahnya panggung dan bendera, melainkan juga dengan keadilan bagi setiap insan yang turut menanam tenaga di tanah bertuah ini.***