Parit Proyek PUPR Pelalawan Amblas, Truk Terperosok: Ada Apa di Balik Pengerjaan Ini?”

Parit Proyek PUPR Pelalawan Amblas, Truk Terperosok: Ada Apa di Balik Pengerjaan Ini?”
Aktivitas di lokasi proyek yang kini menuai perhatian publik. Pihak pelaksana proyek belum memberikan tanggapan resmi hingga berita ini diturunkan.

PANGKALAN KERINCI, (Mataandalas) – Belum genap sepekan rampung dikerjakan, proyek parit beton di tepi Jalan Lintas Timur Pangkalan Kerinci sudah amblas setelah dilalui mobil canter bermuatan enam ton. Bunyi retakan terdengar nyaring ketika beton yang rapuh itu menyerah menahan beban, meninggalkan pemandangan getir, separuh badan truk terperosok, sementara sang sopir hanya bisa menatap nanar ke arah lubang yang menganga.

“Baru hitungan hari sudah hancur begini,” ujar Rika, warga yang melintas di lokasi sore itu. Ia menggeleng pelan sambil melihat dari jalan ke arah beton yang pecah. “Kalau begini caranya, buat apa disebut proyek pembangunan? Tak sampai seumur jagung, sudah menyusahkan orang lewat.”

Saat tim Mata Andalas tiba di lokasi kejadian Jumat (17/10), tampak beberapa warga dan pekerja berusaha mengevakuasi truk dengan dongkrak besi seadanya. Di antara mereka, hadir seorang pengawas proyek yang akrab disapa Jambul, yang mengaku sudah memberikan peringatan sejak awal.

“Dari awal sudah kami bilang, tembok parit ini belum kuat menahan beban berat,” kata Jambul sembari menunjukkan dinding beton yang terbelah. “Kami sudah sampaikan ke pihak pemberi kerja, tapi mungkin mereka terlalu terburu mengejar waktu. Akhirnya, belum sempat diuji, sudah amblas begini.”

Ketika ditanya mengenai asal proyek tersebut, Jambul menegaskan bahwa pekerjaan ini berada di bawah tanggung jawab Dinas PUPR Kabupaten Pelalawan, sementara dirinya hanya bertugas sebagai pengawas lapangan.

Dari hasil peninjauan, terlihat jelas bagian beton yang amblas tidak memiliki tulangan besi di dalamnya. Permukaan coran tampak rapuh, hanya bertumpu pada lapisan tanah yang mudah tergerus. Di sisi lubang, beberapa potongan beton tampak patah seperti papan tipis yang remuk ditimpa beban berat.

Masyarakat sekitar berharap agar pengerjaan ulang segera dilakukan secara lebih teliti dan sesuai standar teknis. “Kami tak menolak pembangunan,” tambah Rika, “asal dikerjakan dengan sungguh-sungguh, bukan asal jadi. jangan sampai rakyat kecil yang jadi korban kelalaian.”

Kini, beton yang retak dan roda truk yang terperosok menjadi saksi bisu dari sebuah pembangunan yang tergesa sebuah peringatan yang telah diucap, namun tak diindahkan.

Hingga berita ini diterbitkan, tim Mata Andalas belum memperoleh keterangan resmi dari pihak penanggung jawab proyek terkait amblasnya parit beton di Jalan Lintas Timur tersebut. Upaya konfirmasi masih terus dilakukan guna mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai proses pengerjaan dan pengawasan proyek ini.***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index